welcome

***welcome to my blog ( beenero indonesia 0000322 )***

Minggu, 12 Februari 2012

All About Enterpreneur

4 Modal Menjadi Entrepreneur (Ternyata Bukan Uang)

Inspirasi dari Entrepreneur Laporan oleh Hayat Mansur
Walau banyak kasus korupsi dan persoalan lainnya, ekonomi negara kita bisa tetap berjalan. Ini tentu saja berkat ada penggerak-penggerak di masyarakat yang tidak tergantung pada peraturan dan pemerintah. Mereka yang jarang diketahui orang ini disebut entrepreneur. Ini beberapa dari mereka dan upaya yang telah dilakukan untuk menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita.
Wimar’s World Rabu malam (28/3) menghadirkan tiga orang entrepreneur yaitu Bob Sadino (pemilik supermarket Kem Chicks), Hadrijanto Satyanegara (PR Manager Patrakom), dan Fred Hehuwat (salah satu pendiri Yayasan ASHOKA Indonesia). Mereka adalah orang-orang yang tidak putus asa bahkan bersemangat dan memberi contoh kepada kita. Berikut potongan percakapan mereka dengan Wimar Witoelar.
Empat Modal Entrepreneur Wimar: Katanya, Anda dulu pelaut, lalu bagaimana Anda bisa sampai menjadi entrepreneur dengan membuka supermarket?
Bob: Sederhana saja. Saya dulu bekerja di negeri Belanda dan berkeliling Eropa. Ketika kembali ke Indonesia, saya melihat telor di sini berbeda dengan telor yang saya lihat di Eropa.
Wimar: Apa bedanya?
Bob: Beda bentuknya. Jadi, saya meminta orang mencari ayam yang bisa bertelor.
Wimar: Apakah saat itu Anda sudah ahli ayam atau telor?
Bob: Salah satu faktor saya menjadi seperti saat ini karena saya beruntung tidak mengetahui apa-apa.
Wimar: Apakah Anda mempunyai banyak teman di bank yang bisa menyediakan modal?
Bob: Bank hanya untuk menabung saja
Wimar: Jadi tidak betul orang membutuhkan modal untuk membangun usaha baru.
Bob: Apa pengertian modal itu? Banyak orang hanya menterjemahkan modal itu hanya benda yang bisa dilihat dan dihitung saja, pokoknya uang. Sebetulnya ada modal yang tidak bisa dilihat. Ini modal pegangan bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu,
  1. Harus mempunyai kemauan
  2. Tekad yang bulat
  3. Keberanian mengambil peluang. Ada sejuta peluang di luar sana termasuk di dalam badan kita sendiri
Wimar: Bob, saya bertemu banyak sekali orang yang ingin menjadi enterpreuner. Katanya, itu susah sekali karena iklim tidak kondusif, peraturan tidak berpihak pada pengusaha. Bagaimana ini Bob?
Bob: Ketiga faktor tadi belum membuat seseorang untuk masuk menjadi enterpreuner. Faktor keempat adalah Anda jangan cengeng dan tahan banting.
Manfaatkan Teknologi Wimar: Kita beralih ke Hadrijanto. Perusahaan Anda menyediakan sarana telekomunikasi di perusahaan terpencil. Bagaimana perusahaan Anda bisa berbisnis di daerah terpencil?
Hadrijanto: Kita melihat ada peluang usaha dan keterbatasan saran telekomunikasi terutama di luar Pulau Jawa. Mereka mempunyai kebutuhan dan terkadang mereka memiliki uang. Telekomunikasi itu bukan lagi kebutuhan sekunder tapi sudah primer. Karena itu kita berupaya membantu menyediakan sarana telekomunikasi di daerah terpencil.
Wimar: Berapa banyak dan dimana contohnya?
Hadrijanto: Di Kalimantan Timur seperti di daerah pedalaman Samarinda, Tabang. Kalau sekarang jumlahnya sekitar 150 unit
Wimar: Jadi karena daerah terpencil maka mereka mesti wireless. Jadi dipergunakan satelit.
Hadrijanto: Iya, kita mengadakan warung telekomunikasi satelit (Wartelsat).
Wimar: Kuncinya di sini mahal tapi kok bisa dikerjakan dan orang tidak membayar mahal. Jadi, siapa yang memberikan dukungan sehingga ini tersedia?
Hadrijanto: Sebenarnya yang mendukung itu teknologi. Kita memanfaatkan teknologi yang ada. Kita melakukan rekayasa teknologi di dalamnya sehingga kita bisa. Secara kualitas memang tidak bisa mencapai seperti cyber atau berlangganan, tapi untuk daerah terpencil cukup memadai agar ada sarana telekomunikasi.
Wimar: Apakah investasi itu akan kembali dari sisi uang?
Hadrijanto: Mungkin bukan kembali tapi kita berusaha mencapai break event point saja. Itu sudah bagus.
Wimar: Itu mungkin perbedaannya antara perusahaan tempat Anda bekerja dengan Bob Sadino. Kalau Bob, pure entrepreneur yaitu investasi dan uang kembali. Sedangkan Anda, ada yang investasi dan kembali dalam bentuk menyenangkan masyarakat.
Social Entrepreneur ASHOKA Wimar: Ini yang ketiga Fred Hehuwat. Dia pada 1983 mendirikan Yayasan ASHOKA Indonesia. Saya tahu karena turut mendirikannya, tapi saya tidak tahu kelanjutannya. ASHOKA memakai konsep social entrepreneur. Apa konsep itu dan apa yang dikerjakan Ashoka saat ini?
Fred: Kalau kita biasanya mengaitkan dengan kegiatan ekonomi. Memang lahirnya istilah social entrepreneur ini dari Ashoka. Kalau kita membandingkan sektor ekonomi dan industri yang perkembangannya sangat maju maka bidang sosial seperti pendidikan dan kesehatan tertinggal. Kalau kita melihat kondisi di Indonesia, kondisi sosial merupakan yang sangat parah. Siapa yang menangani ini? Biasanya kita menggantungkan harapan pada pemerintah. Kita semua tahu pemerintah banyak keterbatasannya. Kalau ini tidak ada jalan pintas yang diciptakan maka keadaannya makin lama makin ketinggalan.
Wimar: Apa orang yang dibina ASHOKA?
Fred: Kita membina orang-orang yang memiliki program-program entrepreneur. Awalnya, seseorang melihat keadaan, mengenal lapangan, mempunyai ide cemerlang, mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah, tidak tergantung fasilitas, dan sebagainya, maka ide cemerlang itu akan kita bantu. Kita mencari orang-orang seperti itu.
Wimar: Berapa orang yang sudah dibina sejak 1989?
Fred: Sekarang ada sekitar 140 orang di Indonesia.
Wimar: Ini konsepnya internasional. Kalau dengan contoh konsep internasional, kita mungkin lebih mengerti social entrepreneur itu?
Fred: Kalau kita melihat social entrepreneur yang top adalah Muhammad Yunus dari Banglades dengan program di Grameen Banknya sehingga meraih hadiah Nobel. Idenya itu yang paling unik dan bagus.
Wimar: Kalau saya membaca di brosur Anda, ASHOKA banyak juga bergerak di daerah-daerah. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di sana?
Fred: Saya kira mereka tidak akan menunggu sesuatu tapi melihat keadaan. Kemungkinan-kemungkinannya berbeda. Kendalanya juga berbeda. Jadi mereka sama sekali tidak menunggu sesuatu dari luar. Dari mereka sendiri tumbuh ide, "Oh, keadaannya begini. Ini yang bisa saya lakukan."
Wimar: Bagaimana Anda memilih orang yang akan dibina itu?
Fred: Saya kira kita memang memilah-milah orang terutama berdasarkan penilaian,
  1. Apakah idenya itu baru?
  2. Apakah orang yang melakukan itu, menurut penilaian kami, mempunyai kemampuan?
  3. Bagaimana dampaknya ide tersebut? Kalau dampaknya kecil maka kita tidak tertarik.
Wimar: Kalau Bob Sadino 50 tahun lalu yaitu saat masih remaja, apakah bisa menjadi pilihan ASHOKA? Apakah syarat-syarat yang ada pada diri Bob itu yang dicari ASHOKA?
Fred: Mungkin sifat-sifatnya iya, tapi bidangnya mungkin tidak. Bob tentu ingin berhasil secara komersial, sedangkan yang kita nilai adalah bagaimana dampaknya pada kehidupan sosial.
Alfi (penelpon dari Bekasi): Saya sangat tertarik dengan Yayasan ASHOKA Indonesia. Bagaimana mekanisme kontrol terhadap orang yang didukung sebagai entrepreneur di ASHOKA?
Wimar: Jadi pertanyaannya bagaimana niat baik orang tersebut bisa dikontrol?
Fred: Pertama, kita memiliki jaringan yang cukup banyak sehingga dapat memberi informasi ke kita. Kedua, kita tentu memonitor bagaimana perkembangan selanjutnya dari orang yang didukung. Sesungguhnya ASHOKA sendiri tidak mau banyak mengontrol. Kalau entrepreneur mau berkembang jangan terlalu banyak dikontrol, jadi kita hanya memonitor saja.
Dampak Perubahan Pemerintah Wimar: Kita telah mengalami perubahan drastis pemerintahan sejak 1998 hingga sekarang. Jika dibandingkan dengan situasi sebelumnya, apakah ada perbedaan perubahan tersebut untuk masing-masing bidang entrepreneur?
Fred: Sangat berbeda. Dulu kita untuk mendirikan ASHOKA harus mengumpet-umpet. Sekarang sangat leluasa
Bob: Iya ada perbedaan. Tapi Saya dari dulu tidak tertarik dengan pemerintah. Saya hanya ingin kami jangan terlalu banyak diatur-atur karena yang tahu mengenai usaha saya adalah saya.
Hadrijanto: Kalau kita melihat lebih baik sekarang karena peraturan pendukungnya jauh lebih baik dan sikap dari teman-teman daerah juga sudah lebih terbuka.

5 Alasan Gagal Menjadi Entrepreneur

ilustrasi entrepreneur sukses 250x183 5 Alasan Gagal Menjadi EntrepreneurBanyaknya anggapan yang salah dari masyarakat tentang entrepreneur, menimbulkan berbagai ketakutan dan keraguan dalam diri mereka untuk memulai usaha. Anggapan-anggapan tersebut juga menurunkan motivasi masyarakat untuk menjadi seorang entrepreneur, sehingga sebagian besar orang mengubur impiannya menjadi entrepreneur sukses dan lebih memilih posisi aman dengan bekerja.
Walaupun entrepreneur muda kini mulai bermunculan, namun masih banyak masyarakat yang selalu beranggapan bahwa membuka usaha itu sulit. Bahkan ada pula yang beranggapan bahwa pengusaha sukses biasanya juga berasal dari keluarga pengusaha, alias keahlian turun temurun.
Tahukah Anda, bahwa hal seperti itulah yang menjadi kendala terbesar bagi diri Anda untuk memulai usaha. Agar tidak terjebak dengan anggapan salah yang bisa menghalangi kesuksesan Anda, mari kita lihat 5 alasan gagal menjadi entrepreneur yang sering membuat Anda takut. Inilah beberapa anggapan salah masyarakat, yang menghambat Anda menjadi seorang entrepreneur :
1. Entrepreneur adalah keahlian turun-temurun.
Banyak orang beranggapan bahwa menjadi entrepreneur itu biasanya karena ada faktor keturunan. Karena mereka melihat banyak pengusaha yang sukses, merupakan anak atau saudara dari seorang entrepreneur juga. Padahal sebenarnya semua orang bisa menjadi seorang entrepreneur. Sebenarnya para pengusaha tersebut bisa sukses, karena mereka sudah terbiasa belajar bisnis sejak masih kecil. Bukan karena garis keturunan yang dimilikinya. Walaupun Anda bukan dari keluarga wirausaha, Anda juga bisa menjadi seorang entrepreneur sukses. Bila Anda memiliki tekad dan motivasi bisnis yang kuat.
2. Menjadi entrepreneur membutuhkan modal besar.
Modal usaha memang penting, tapi yang perlu diingat adalah tidak semua usaha membutuhkan modal besar. Banyak usaha yang dapat dimulai dengan modal kecil, seperti bisnis online, atau usaha rumahan dengan menjadi reseller produk. Kedua peluang usaha tersebut bisa dimulai dengan modal usaha yang relatif kecil, bahkan bisa dibilang usaha tanpa modal. Selain itu, modal uang juga bukan jaminan utama seorang entrepreneur bisa sukses. Masih ada modal lain yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur, seperti yang pernah kita bahas pada artikel “Apa saja kebutuhan modal untuk memulai usaha?” beberapa pekan yang lalu.
3. Entrepreneur bisa sukses, karena mendapat peluang bagus.
entrepreneur muda 250x135 5 Alasan Gagal Menjadi EntrepreneurKeinginan seseorang untuk membuka usaha, sering terhambat karena mereka selalu berpikiran bahwa sebuah usaha bisa sukses karena adanya peluang bagus. Sehingga mereka hanya terus menunggu sampai peluang bagus itu datang menghampiri mereka. Padahal peluang usaha itu dicari, bukan hanya ditunggu. Peluang bagus itu sebenarnya berasal dari diri Anda sendiri, sebab peluang usaha bisa Anda ciptakan sendiri dari hobi maupun skill yang Anda miliki.
4. Entrepreneur merupakan bakat, dan tidak bisa dipelajari.
Jiwa wirausaha itu ada, bukan karena bakat semata. Keahlian dalam menjalankan bisnis bisa diperoleh dengan berbagai cara, misalnya saja mengikuti  pelatihan bisnis, seminar bisnis, atau membaca buku-buku dan majalah bisnis yang sekarang banyak beredar dipasaran. Asalkan ada tekad yang kuat, keahlian dan pedoman menjalankan bisnis dapat Anda kuasai dari proses belajar. Bukan hanya karena bakat dari dalam diri seseorang, karena orang berbakat pun tidak akan berhasil tanpa adanya latihan dan belajar.
5. Entrepreneur memiliki resiko usaha yang tinggi.
Resiko usaha yang cukup tinggi, juga menjadi momok menakutkan bagi kebanyakan orang. Banyak orang beralasan takut memulai usaha, karena resikonya cukup tinggi. Ketahuilah, bahwa segala sesuatu itu ada resikonya. Bukan hanya entrepreneur saja yang memiliki resiko tinggi. Menjadi seorang karyawanpun juga memiliki resiko tinggi, misalnya saja resiko terkena PHK. Jadi hilangkan segala ketakutan yang ada dalam diri Anda, dan cobalah untuk membuat peluang baru dari setiap resiko yang dimungkinkan terjadi. Sehingga langkah Anda tidak berhenti begitu saja, dan harus berani berkembang untuk menjadi entrepreneur sukses guna menghilangkan resiko yang Anda takutkan.
Dari pembahasan diatas, Anda dapat mengetahui bahwa semua anggapan tersebut ternyata tidak benar. Dan yang paling penting adalah, sumber hambatan menjadi entrepreneur muncul karena adanya ketakutan Anda. Oleh karena itu, lawan rasa takut Anda dan mulailah menjadi seorang entrepreneur, untuk membuktikan bahwa semua sumber hambatan itu bisa diatasi. Semoga berhasil dan salam sukses.


Kunci Menjadi Entrepreneur Muda Sukses di Indonesia

entrepreneur-sukses-indonesiaAda kunci rahasia yang akan saya bagikan sebentar lagi pada anda, khususnya bagi anda yang bertekad menjadi entrepreneur sukses. Kunci ini amat penting karena akan menjadi pembuka bagi pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menggelayuti pikiran dan hati anda dalam memulai bisnis. Kunci ini akan menjadi petunjuk bagi anda untuk melangkah memulai usaha. Kunci ini yang akan mencerahkan hati dan semangat Anda agar punya passion untuk mewujudkan ide bisnis anda.
Rekan, dengar saya baik-baik…
Memulai bisnis bagi banyak orang bukan persoalan gampang, seperti juga yang anda kira mungkin. Tidak sedikit yang merasakan coretan rencana-rencana bisnisnya hanya berakhir di atas kertas dan tak pernah terealisasi. Tentu saya harap anda tidak termasuk di dalamnya. Kalaupun iya anda pernah mengalaminya, hal itu akan segera menjadi masa lalu anda. Anda akan temukan cara menjadi entrepreneur sukses yang mampu menyulap rencana bisnis yang sudah dirancang menjadi sebuah kenyataan, menjadi bisnis betulan yang berjalan seperti yang anda idamkan selama ini, menjadi bisnis yang menguntungkan dan disukai banyak orang.
Sebelum ini, saya tahu anda sudah berusaha demikian keras untuk mewujudkan rencana bisnis anda. Mungkin anda sudah ikut seminar entrepreneurship, sudah membaca buku-buku entrepreneur, atau mungkin sudah ikut perkumpulan entrepreneur. Tapi kalau yang anda harapkan tidak kunjung terjadi, tidak salah kalau anda mungkin kecewa dan frustasi. Anda sudah berusaha keras tapi yang anda mau tidak kunjung tiba.
Dan sama seperti anda, saya pun tidak menyukai kondisi itu. Saya sedih melihat calon entrepreneur yang frustasi sebelum apa yang direncanakannya terwujud.
Jadi masalah yang sedang anda hadapi adalah bagaimana mewujudkan ide bisnis anda? Dan bagaimana menjadikan rencana bisnis yang ada di otak anda menjadi kenyataan?
Betul? :)
Sebelum itu, anda perlu telisik dulu rencana usaha yang akan anda buat. Pertanyaan mendasarnya adalah: apa masalah yang anda berikan solusinya?
Seperti anda tahu, pasti semua bisnis berjalan didasari hal ini. Bisnis kuliner memecahkan persoalan perut orang-orang. Usaha bimbel membantu anak agar pintar. Bisnis google untuk memudahkan orang menemukan informasi yang dicarinya. Bisnis facebook untuk membantu orang saling terhubung. Begitupun dengan bisnis dan usaha lainnya.
Itu kuncinya. Jadi masalah apa yang hendak anda selesaikan?
Anda tidak bisa melempar produk ke pasar tanpa tahu betul apa persoalan konsumen yang akan anda bereskan. Dan itu juga yang banyak menyebabkan produk gagal.
Tugas entrepreneur adalah memberi solusi, lalu memberikan nilai tambah dan inovasi yang membuat hidup orang menjadi lebih baik.
Jadi kalau anda bertanya bagaimana cara menjadi entrepreneur:
  1. Anda harus mengetahui masalahnya
  2. Anda ciptakan solusinya
  3. Beri nilai tambah dan inovasi
Begitulah cara bisnis bekerja, baik online maupun offline. Tentu, dari setiap tahapan itu, ACTION harus menyertai
Jadi, coba tengok ulang rencana bisnis yang sudah anda punya. Ketahui benar masalahnya, juga solusi jitu yang anda tawarkan, serta berikan nilai tambah dan inovasi
Yakinlah, dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan.
Salam ACTION!

Sumber gambar : http://www.theentrepreneur.my/wp-content/uploads/2010/11/mag.jpeg dan http://www.majalahfranchise.com/FileManager/image/Entrepreneur-Muda.gif
http://bisnisukm.com/5-alasan-gagal-menjadi-entrepreneur.html
http://www.perspektif.net
http://www.jokosusilo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar